PENTAS KERJASAMA TEATER MIMBAR UIN
WALISONGO DENGAN TEATER GETAR IAIN SALATIGA DENGAN NASKAH “ORANG KASAR”
Kerjasama
antar komunitas pekerja teater sangat diperlukan untuk menjalin kekerabatan keluarga
teater serta membangun link demi memperluas ranah kesenian. Selain itu,
kerjasama antar komunitas pekerja teater juga dapat dijadikan sebagai media
patokduga atau media sharing ilmu khususnya bidang seni teater yang mana
referensi dari luar sangatlah diperlukan untuk menciptakan seni teater yang
benar-benar terpenuhi semuanya unsurnya, bukan seni teater yang hanya terkenal
namanya saja tanpa kualitas yang terjamin. Kerjasama dalam hal ini dapat berupa
guyub bareng atau pentas gabungan dari beberapa komunitas pekerja teater,
pentas tour atau pentas produksi yang dipentaskan di luar lingkup yang
memproduksi atau menerima (memfasilitasi) teater luar untuk mementaskan
naskahnya di area kita.
Pentas
kerjasama merupakan salah satu program kerja dari Devisi Teater di Teater
Mimbar. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 09 April 2015 bertempat di
Audit I Kampus I Universitas Islam Negeri Walisongo. Naskah yang dipentaskan
adalah lakon “Orang Kasar” karya Anton Chekov saduran W.S Rendra yang
disutradarai oleh Anang Fesbuk dan asistennya Yusuf Ali. Sebelum pementasan ini
dimulai, acara dibuka dengan sambutan lurah Teater Mimbar (Rijal Mukharor) dan
Lurah Teater Getar (Suneo). Dalam naskah ini menceritakan tentang kesedihan
yang sangat mendalam seorang istri yang ditinggal mati suaminya hingga ia lupa
akan kehidupannya. Lakon sang istri ini diperankan oleh Rizka. Nyonya Rizka
ditemani lelaki tua pembantunya yang sangat setia dengannya, diperankan oleh
Huda. Konflik puncak terjadi saat datang seorang lelaki kasar yang menagih
hutang suami Nyonya Rizka waktu lampau yang diperankan oleh Mikdad. Ending dari cerita ini merupakan happy ending yang ditandai tumbuhnya
cinta lelaki kasar yang disebut Baitul Bilal itu terhadap keteguhan Nyonya
Rizka. Latar disetting dengan khasnya Eropa baik tempat, suasana maupun waktu.
Naskah ini dipentaskan yang kedua oleh Teater Getar, pertama dipentaskan di
Salatiga dan yang kedua di Semarang yang bekerja sama dengan Teater Mimbar. “Untuk
pementasan di Semarang, kami realist sebagian
adegan yang dikomedikan, tujuannya untuk menghibur para penonton”, ujar Yusuf
Ali asisten sutradara dalam diskusi setelah pementasan. Setiap pementasan
teater pasti ada improve dari para actor, salah satunya improve dari Mikdad
yang agak melenceng dari tema naskah. Ia memerankan karakter orang kasar namun ia
sesekali mengucapkan kalimat toyyibah yang sama sekali bukan kata yang sejalur
dengan karakternya. “Sebenarnya saya ucap Astaghfirullaahal’adziim setelah
disiramkan minuman keras di kepala saya oleh nyonya tadi improve yang reflex dari
kebiasaan saya. Saya tau itu melenceng, tapi saya lihat para penonton malah
antusias tertawa dengan improve saya tadi, ya sudah saya teruskan yang penting
saya tidak lupa dengan dialog setelah itu.”, ujarnya. Sebenarnya ketika proses latihan
sutradara maupun asisten sutradara berhak merubah isi naskah yang akan dipentaskan.
Namun ketika sudah berada di atas panggung, panggung tersebut merupakan hak
dari para actor. Satu hal yang mengejutkan Yusuf Ali sebagai asisten sutradara
adalah ada adegan dan actor figuran tambahan yang sama sekali tidak terkonsep
dalam naskah. “Pasti itu ulah para actor, tapi saya bangga karena mereka mampu
menciptakan hal baru di atas panggung tanpa mengurangi konsentrasi mereka.”,
kata Yusuf Ali.
Oleh: En
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "ORANG KASAR"
Posting Komentar