SEMARANG- Kepengurusan Teater Mimbar tahun 2016 telah berakhir
dalam Musyawarah Besar dan LPJ akhir tahun, 11/01/17.
Proses laporan pertanggungjawaban yang cukup panjang
mengupas tuntas perjalanan kerja masing-masing pengurus Teater Mimbar 2016
selama satu periode. Program kerja, realisasi dan evaluasi serta solusi yang
ditawarkan oleh masing-masing pengurus dikupas satu per satu dalam kegiatan
yang berjalan selama dua hari ini di gedung M-3 FSH UIN Walisongo Semarang.
Dimulai dari pengurus harian: kelurahan, carik dan
bendahara sampai dengan divisi-divisi dan departemen-departemen masing-masing
mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka kerjakan selama satu tahun.
Pertanyaan yang tidak bisa dihindari, “Apakah program tersebut terlaksana atau
tidak? Dengan alasan apa dan bagaimana hasilnya?”. Itu adalah pertanyaan yang
paling dasar dalam LPJ akhir tahun ini.
Selain pengurus harian, ada tiga divisi yang bertugas
untuk mengembangkan kreatifitas warga yaitu divisi Teater, divisi Sastra dan
divisi Musik. Selain itu ada juga departemen humas dan departemen rumah tangga
yang membantu dalam mengurus organisasi Teater Mimbar.
“Sebab ini adalah laporan pertanggungjawaban, maka kami
akan mengatakan dengan sejujur-jujurnya apa yang telah terjadi dalam satu tahun
ini”. Sepenggal kalimat yang diucapkan oleh bendahara I Teater Mimbar, Nafi’
Inayana Zaharo.
Dewan Pertimbangan Organisasi Teater Mimbar juga
menegaskan bahwa tidak boleh ada laporan pertanggungjawaban yang fiktif.
Artinya, penyusunan laporan pertanggungjawaban bukanlah ajang pembelaan diri.
Jadi LPJ harus disesuaikan dengan realita yang ada dan dalam teater tidak
pernah diajarkan kebohongan kecuali ketika berbohong di atas panggung.
Setelah LPJ selesai dilaporkan, puncak acara MUBES
terletak pada re-organisasi kepengurusan, khususnya pemilihan lurah Teater
Mimbar. Pemilihan lurah ini dilakukan secara bertahap dan terbuka. Dimulai dari
penetapan bakal calon lurah, kemudian disortir melalui dewan penyortir sampai
ditetapkannya dua calon lurah yang akan didebatkan pada puncak acara.
Pada tanggal 06 Januari 2017 lalu ditetapkan bakal calon
lurah melalui syarat-syarat yang telah ditentukan dan dipilih secara demokrasi
oleh semua warga Teater Mimbar yang termasuk dalam peserta penuh. Dari
penyaringan tersebut telah ditetapkan lima besar bakal calon lurah, yakni Falah
sebanyak 15 suara, Ibrohim 14 suara, Sidiq 5 suara, Yazid 3 suara, Fikri 3 suara
dan Faqih 1 suara. Nama tersebut telah diserahkan ke dewan penyortir untuk
dipertimbangkan lebih lanjut.
Malam terakhir MUBES, oleh panitia telah diumumkan dua
nama calon lurah yaitu Falah dan Faqih dengan berbagai pertimbangan yang
dilakukan oleh para dewan penyortir. Sampai tahap ini mereka diserahkan kepada
panelist untuk dilakukan debat kandidat yang lebih difokuskan pada visi dan
misi dari masing-masing calon.
Pada awalnya kedua calon ini tidak memiliki visi dan misi.
Tetapi setelah mengetahui apa yang diinginkan oleh semua warga yang hadir
mereka mulai menyusun visi dan misi mereka jika nanti terpilih menjadi lurah
Teater Mimbar tahun 2017.
Oleh Faqih, ia mencanangkan visi meningkatkan kreatifitas
warga dalam berkarya dan misinya dengan meningkatkan kinerja masing-masing
pengurus. Melihat Mimbar yang sebelumnya dirasa kurang berkarya maka tujuan
utama yang ingin ia capai adalah menumbuhkembangkan semangat warga agar terus
berkarya.
Falah yang merupakan lurah pada tahun 2016 mencanangkan
visi meningkatkan mentalitas pada diri Mimbar dengan misi meningkatkan daya fikir
warga dengan terus berkarya. Mungkin dia merujuk pada kepengurusannya di tahun
2016 yang ia merasa kurang sukses dalam mengembangkan mentalitas pada semua
warga khususnya pengurus.
Dengan berbagai pertimbangan yang dinyatakan dalam debat
kandidat serta pandangan umum untuk Teater Mimbar ke depan, pemilihan lurah
Teater Mimbar 2017 dilaksanakan dengan cara demokrasi oleh semua warga yang
termasuk dalam peserta penuh MUBES.
Perhitungan suara dilakukan oleh panitia MUBES,
disaksikan oleh semua warga Teater Mimbar dan wowo Teater Mimbar. Dari 32
peserta, terdapat 4 peserta peninjau dan 28 peserta penuh didapatkan 22 suara
untuk Falah dan 4 suara untuk Faqih. 2 sisanya tergolong dalam kertas suara
yang rusak. Dari hasil tersebut, Falah Nasir terpilih kembali menjadi lurah
Teater Mimbar tahun 2017.
“Seperti yang saya sampaikan tadi dalam visi misi, yang
saya inginkan adalah keluarga Teater Mimbar memiliki mentalitas dan memiliki
SDM yang berbobot. Jadi, karena ini bukan forum minta maaf maka anggap saja
dengan terpilihnya saya kembali menjadi lurah Teater Mimbar tahun 2017 adalah
bayaran dari hutang saya di tahun 2016 kemarin. Saya minta kerjasamanya pada
semua warga agar bertanggungjawab dengan pilihannya masing-masing dan semoga
kita semua tidak salah pilih. Amin”. Sepenggal sambutan lurah terpilih,
Muhammad Falah Nasir.
-
Nafi’ Inayana Zaharo
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Terpilih Kembali menjadi Lurah Teater Mimbar 2017, Falah Tekankan Visi Meningkatkan Mentalitas Diri Mimbar"
Posting Komentar