Sabtu, 03 Oktober 2015

“Beda Tubuh Satu Ruh”, Mengembangkan Nilai-nilai Luhur Kesenian



“Beda Tubuh Satu Ruh”, Mengembangkan Nilai-nilai Luhur Kesenian
Nafi’ Inayana Zaharo
Mimbar Art Fest- Terkenal sarat dengan kegiatan terutama dari para aktifis kampus, Teater Mimbar kembali menggelar serangkain acara Art Fest produksi 2 yang bertemakan “Beda Tubuh Satu Ruh” setelah yang pertama terlaksana 2 tahun lalu di Alun-alun FEBI Kampus III UIN Walisongo Semarang. Design panggung yang cukup sederhana dengan background hitam membentang tiga buah segitiga dan di sorot lampu halogen serta beberapa tobong lampu warna merupakan ikon Mimbar yang selalu tampil sederhana dalam acaranya. Ditambah dengan beberapa lampion berdiri tegak di beberapa titik sekitar karpet penonton menambah hangatnya malam festival seni tersebut. Acara ini terlaksana hari Senin s/d Rabu tanggal 28 s/d 30 September 2015 lalu dengan rangkaian acara hari pertama pukul 19.00 WIB adalah Malam Parade Sastra, kemudian dilanjutkan dengan Workshop Sastra Pertunjukan di hari Selasa, dan ditutup dengan Malam Teater dalam puncak Art Fest Produksi 2 yang mendatangkan Wayang Tenda Nandang Wuyung dari Semarang serta pementasan lakon Republik Mblegedhu karya Prie. G. S dari Teater Mimbar sendiri. Teater Mimbar mendatangkan beberapa penyair terkenal seperti Timur Budi Raja dan Day Millovich serta komunitas seni se Semarang demi menyemarakkan hari kebangkitannya itu. “Art Fest ini adalah acara yang kami laksanakan dua tahun sekali untuk memperingati hari kebangkitan Teater Mimbar, mengingat Teater Mimbar yang jatuh bangun mulai pertama kali didirikan dan pernah beberapa kali mati suri. Harapannya kebangkitan Teater Mimbar saat ini menjadi awal kehidupan Teater Mimbar yang abadi sebagai wadah berkesenian mahasiswa UIN Walisongo”. Ucap Agus Guntoro sebagai ketua panitia Art Fest Produksi 2.
            Tentang tema yang diambil untuk Art Fest Produksi 2 dapat dinyatakan sebagai latar belakang dilaksanakannya salah satu program kerja dari Teater Mimbar ini. Ketua panitia mengusulkan tema “Beda Tubuh Satu Ruh” sesuai dengan keadaan warga Teater Mimbar saat ini. Beliau menginginkan persatuan dari seluruh warga membentuk keluarga utuh yang mau diajak berfikir untuk menghidupkan Teater Mimbar. Meski mereka berbeda, namun mereka harus menyatukan ruh demi tujuan yang sama yaitu menanam dan menumbuhkembangkan nilai-nilai luhur kesenian.
            Seni merupakan perwujudan dari kreativitas yang dimiliki setiap individu khususnya para generasi muda yang masih membutuhkan wadah untuk menuangkan bakat dan potensinya. Serangkaian kegiatan Art Fest 2 mulai dari parade puisi, workshop sastra pertunjukan serta pementasan lakon “Republik Mblegedhu” merupakan salah satu fasilitas yang tersedia untuk mengembangkan kebudayaan bagi mahasiswa umum khususnya para anggota teater Mimbar saat ini.
Semarang, 03 Oktober 2015

Pembacaan Puisi dari Day Millovich
Pemberian Kenang-kenangan dari Teater Mimbar

Dramatic Reading oleh Serat Semar

Timiki Endonesa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar