“Beda
Tubuh Satu Ruh”, Mengembangkan Nilai-nilai Luhur Kesenian
Nafi’ Inayana Zaharo
Mimbar
Art Fest- Terkenal sarat dengan kegiatan terutama dari para
aktifis kampus, Teater Mimbar kembali menggelar serangkain acara Art Fest
produksi 2 yang bertemakan “Beda Tubuh Satu Ruh” setelah yang pertama
terlaksana 2 tahun lalu di Alun-alun FEBI Kampus III UIN Walisongo Semarang.
Design panggung yang cukup sederhana dengan background hitam membentang tiga
buah segitiga dan di sorot lampu halogen serta beberapa tobong lampu warna
merupakan ikon Mimbar yang selalu tampil sederhana dalam acaranya. Ditambah
dengan beberapa lampion berdiri tegak di beberapa titik sekitar karpet penonton
menambah hangatnya malam festival seni tersebut. Acara ini terlaksana hari
Senin s/d Rabu tanggal 28 s/d 30 September 2015 lalu dengan rangkaian acara
hari pertama pukul 19.00 WIB adalah Malam Parade Sastra, kemudian dilanjutkan
dengan Workshop Sastra Pertunjukan di hari Selasa, dan ditutup dengan Malam
Teater dalam puncak Art Fest Produksi 2 yang mendatangkan Wayang Tenda Nandang
Wuyung dari Semarang serta pementasan lakon Republik Mblegedhu karya Prie. G. S
dari Teater Mimbar sendiri. Teater Mimbar mendatangkan beberapa penyair
terkenal seperti Timur Budi Raja dan Day Millovich serta komunitas seni se
Semarang demi menyemarakkan hari kebangkitannya itu. “Art Fest ini adalah acara
yang kami laksanakan dua tahun sekali untuk memperingati hari kebangkitan
Teater Mimbar, mengingat Teater Mimbar yang jatuh bangun mulai pertama kali
didirikan dan pernah beberapa kali mati suri. Harapannya kebangkitan Teater
Mimbar saat ini menjadi awal kehidupan Teater Mimbar yang abadi sebagai wadah
berkesenian mahasiswa UIN Walisongo”. Ucap Agus Guntoro sebagai ketua panitia
Art Fest Produksi 2.
Tentang tema yang diambil untuk Art
Fest Produksi 2 dapat dinyatakan sebagai latar belakang dilaksanakannya salah
satu program kerja dari Teater Mimbar ini. Ketua panitia mengusulkan tema “Beda
Tubuh Satu Ruh” sesuai dengan keadaan warga Teater Mimbar saat ini. Beliau
menginginkan persatuan dari seluruh warga membentuk keluarga utuh yang mau
diajak berfikir untuk menghidupkan Teater Mimbar. Meski mereka berbeda, namun
mereka harus menyatukan ruh demi tujuan yang sama yaitu menanam dan
menumbuhkembangkan nilai-nilai luhur kesenian.
Seni merupakan perwujudan dari
kreativitas yang dimiliki setiap individu khususnya para generasi muda yang
masih membutuhkan wadah untuk menuangkan bakat dan potensinya. Serangkaian
kegiatan Art Fest 2 mulai dari parade puisi, workshop sastra pertunjukan serta
pementasan lakon “Republik Mblegedhu” merupakan salah satu fasilitas yang
tersedia untuk mengembangkan kebudayaan bagi mahasiswa umum khususnya para
anggota teater Mimbar saat ini.
Semarang,
03 Oktober 2015
Pembacaan Puisi dari Day Millovich
Pemberian
Kenang-kenangan dari Teater Mimbar
Dramatic Reading
oleh Serat Semar
Timiki Endonesa
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "“Beda Tubuh Satu Ruh”, Mengembangkan Nilai-nilai Luhur Kesenian"
Posting Komentar